JAKARTA, literasikaltim.com – Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama dengan Clean, Affordable and Secure Energy (CASE) for Southeast Asia Project mengadakan Youth Climate Conference (YCC) pertama di Auditorium BRIN, Jakarta, pada Sabtu (27/7/2024).
Acara ini bertujuan, untuk mendorong generasi muda menyuarakan urgensi aksi iklim dan transisi energi berkeadilan di Indonesia, guna mencegah memburuknya krisis iklim global.
Generasi muda yang akan terdampak masa depannya akibat krisis iklim, melalui forum ini diharapkan dapat menyampaikan aspirasi mereka, kepada pembuat kebijakan dan para pemimpin Indonesia.
Forum YCC didukung oleh sejumlah organisasi masyarakat sipil seperti Yayasan Cerah Indonesia, Humanis Foundation, Wahana Visi Indonesia, Madani Berkelanjutan, Generasi Energi Bersih, dan Koaksi Indonesia.
Proses menuju YCC dimulai sejak April, dengan berbagai konsultasi untuk menjaring aspirasi anak-anak dan orang muda, dari berbagai daerah di Indonesia.
Acara YCC 2024 dihadiri oleh lebih dari 200 peserta muda yang antusias menyampaikan aspirasi dan mendukung mitigasi iklim, serta transisi energi di sektor ketenagalistrikan.
Iklima Green, siswa SMAN 4 Sukabumi sekaligus salah satu perwakilan deklarator, menegaskan pentingnya pemerintah Indonesia memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan, di sektor ketenagalistrikan melalui transisi energi yang berkeadilan.
“Seluruh kelompok masyarakat, terutama kelompok rentan dan kaum disabilitas serta masyarakat adat, harus dapat menerima manfaat dari penggunaan energi terbarukan,” ujarnya.
Sementara itu, Ervan Maksum, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian PPN/Bappenas, menyatakan pihaknya tengah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“RPJMN tersebut, mencakup lima kerangka pembangunan esensial bagi generasi muda, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, ketahanan bencana dan perubahan iklim, efisiensi pemanfaatan energi dan ketenagalistrikan, serta penciptaan lapangan kerja pada sektor hijau,” jelasnya.
Di tempat yang sama Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, menekankan bahwa temperatur global telah naik dan cuaca panas ekstrem mengganggu aktivitas manusia, menurunkan produktivitas kerja, bahkan menyebabkan kematian.
“Aksi sederhana seperti mematikan listrik yang tidak digunakan, memanfaatkan transportasi umum, dan menggunakan energi terbarukan dapat membawa perubahan positif bagi bumi,” paparnya.
Forum YCC melahirkan Deklarasi Anak Muda untuk Iklim dan Transisi Energi, yang berisi komitmen dan rekomendasi konkret untuk pemerintah dan industri.
Beberapa aspirasi yang disampaikan antara lain pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil, pemanfaatan energi terbarukan, pelaksanaan transisi energi yang adil, perlindungan dan pemulihan ekosistem, serta keterlibatan anak muda dalam perumusan kebijakan terkait krisis iklim dan transisi energi yang berkeadilan.
Penulis: Andi Isnar
Publisher : Ira Rosalina