SAMARINDA, literasikaltim.com – Mengusung semangat urban lifestyle dan sentuhan kreativitas generasi muda, Yello Hotel Samarinda hadir dengan konsep baru yang berani dan berbeda dari hotel konvensional. Di bawah naungan Ascott International Group, hotel ini menjadi cabang pertama Yello di Kalimantan Timur sekaligus bagian dari ekspansi nasional jaringan hotel modern berbasis gaya hidup digital.
Asisten Marketing & Brand Manager Yello Hotel Samarinda, Ficky Burase, menjelaskan bahwa setelah melalui proses renovasi hampir total mencapai 99,9 persen, hotel ini kini tampil dengan wajah dan konsep baru yang lebih segar, energik, dan youth-oriented.

“Kami ingin menghadirkan pengalaman menginap yang berbeda di Samarinda, dan Yello Hotel tidak hanya sekadar tempat istirahat, tapi ruang kreatif untuk generasi muda, dan Kami menyasar segmen Gen Z dan young professional dengan konsep urban street art yang modern dan interaktif,” ujar Ficky.
Hotel yang berlokasi strategis di pusat kota ini kini memiliki 104 kamar, lima ruang pertemuan, serta satu ballroom berkapasitas hingga 300 orang untuk kebutuhan rapat, seminar, maupun acara sosial.
Meski tidak memiliki fasilitas kolam renang seperti hotel lain, Yello Hotel Samarinda menawarkan game zone di area lobi dengan PlayStation 4 dan fussball yang bebas digunakan oleh tamu.
“Hotel ini family friendly dan community friendly, dan tamu bisa bersantai sambil bermain gim, berdiskusi, atau menikmati suasana kafe yang kasual. Kami ingin Yello Hotel Samarinda jadi tempat nongkrong yang nyaman dan kreatif bagi anak muda Samarinda,” tambah Ficky.
Tak hanya pada desain dan fasilitas, kekuatan utama Yello Hotel Samarinda juga terletak pada aktivitas branding-nya.
Melalui berbagai kegiatan seperti Hype and Seek, kolaborasi dengan komunitas kreatif, serta aksi sosial seperti donor darah bersama PMI, hotel ini berupaya memperkuat hubungan dengan masyarakat lokal.

“Brand kami tumbuh bersama masyarakat. Karena itu, Kami aktif menyelenggarakan event yang melibatkan komunitas, UMKM, dan warga sekitar. Seperti kegiatan donor darah, itu bagian dari komitmen sosial kami untuk selalu memberi nilai tambah bagi kota ini,” ungkapnya.
Konsep urban street art Yello Hotel Samarinda juga terlihat kuat melalui mural dan graffiti yang menghiasi setiap sudut hotel.
Bahkan, pada momen grand opening, pihak manajemen mengadakan kompetisi graffiti yang melibatkan seniman lokal Samarinda.
Hal ini menjadi cerminan nyata bahwa hotel ini tak hanya menjual kamar, tapi juga menghadirkan pengalaman budaya dan ekspresi anak muda.
Dari sisi kuliner, Yello Hotel Samarinda menawarkan menu khas lokal yang diolah dengan sentuhan modern.
Salah satu yang menjadi signature dish adalah ayam bakar cincane, kuliner khas Samarinda yang diangkat kembali oleh chef hotel agar lebih dikenal wisatawan.
Selain itu, menu best seller bulan ini adalah iga bakar sambal bawang yang banyak diminati tamu.
“Kami ingin setiap pengunjung yang datang bisa menikmati identitas Samarinda dari rasa, seni, dan suasananya. Yello Hotel Samarinda bukan hanya hotel untuk menginap, tapi juga tempat untuk merasakan energi kota ini,” ujar Ficky menegaskan.
Dengan perpaduan konsep gaya hidup urban, seni, dan digital, Yello Hotel Samarinda berkomitmen menjadi simbol baru bagi dinamika kota Samarinda.

Kehadirannya tidak hanya menambah warna industri perhotelan, tetapi juga membuka ruang interaksi kreatif bagi masyarakat dan komunitas muda di Kalimantan Timur.
“Nama Yello sendiri bermakna Yes and Hello, semangat positif untuk menyapa dunia. Itulah yang kami bawa ke Samarinda: energi muda, keramahan, dan inovasi tanpa batas,” pungkas Ficky.
Penulis: Andi Isnar













