Diskominfo Kutim

Tujuh Desa Terdampak, Camat Muara Ancalong Minta Pemerintah Segera Tuntaskan Jalan Rentan Banjir.

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

Loading

MUARA ANCALONG, literasikaltim.com – Derita panjang masyarakat tujuh desa di Kecamatan Muara Ancalong kembali mencuat seiring terendamnya akses utama di Desa Kelinjau Ulu.

Jalan poros yang membentang dari kilometer 1 hingga kilometer 4 kembali hilang di bawah genangan banjir, memaksa warga menggantungkan aktivitas mereka pada ketinting (perahu kecil bermotor), yang selama ini menjadi “penyelamat darurat” saat musim hujan tiba.

Camat Muara Ancalong, Harun Al Rasyid, menyampaikan bahwa kondisi tersebut hampir selalu berulang setiap tahun.

“Begitu debit sungai naik, badan jalan langsung tenggelam dan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat, dan situasi ini membuat segala aktivitas warga, baik sosial maupun ekonomi, lumpuh total,” ucapnya, melalui telepon gengamnya, Minggu (23/11/2025).

“Kalau air naik, jalan itu langsung tertutup, dan tidak ada pilihan lain kecuali pakai ketinting. Tapi perahu kecil itu tidak bisa angkut banyak barang dan biayanya jauh lebih mahal,” lanjut Harun.

Dampaknya begitu terasa bagi warga, terutama petani, pedagang, dan nelayan. Petani yang membawa hasil panen hanya bisa mengangkut sedikit karena kapasitas ketinting terbatas.

Jika terlambat tiba di pasar, kualitas hasil panen menurun, bahkan ada yang busuk sehingga terpaksa dijual murah kepada tengkulak.

“Petani mengeluh karena hasil panen tidak bisa cepat dibawa ke pasar. Banyak yang akhirnya dijual murah ke tengkulak, jauh dari harga pasaran,” jelasnya.

Nasib serupa dialami nelayan di kawasan Mesangat Sui. Tangkapan ikan yang seharusnya bisa dijual segar justru kerap rusak sebelum sampai ke pembeli.

Kondisi ini bukan hanya menurunkan pendapatan, tetapi juga membuat biaya operasional nelayan tidak tertutupi.

Sementara itu, harga sembako melonjak drastis saat jalan terputus. Barang kebutuhan pokok yang didatangkan dari Kota harus diangkut dengan perahu, sehingga ongkos meningkat dan dibebankan kepada pembeli. Kenaikan harga bahkan bisa mencapai 30–50 persen dari harga normal.

“Begitu banjir, harga langsung naik. Ongkos angkut mahal, pedagang terpaksa menaikkan harga. Masyarakat jadi korban,” tutur Harun.

Sektor pendidikan pun tak luput terdampak, dan setiap banjir, banyak anak sekolah terpaksa absen karena orang tua tidak mampu membayar ongkos ketinting. Anak-anak yang tetap berangkat pun harus menempuh perjalanan yang berat dan berisiko.

Di sisi kesehatan, situasi justru lebih mengkhawatirkan. Warga yang sakit tidak bisa dibawa segera ke Puskesmas.

Kasus kedaruratan seperti ibu hamil, pasien dengan penyakit kronis, atau warga yang membutuhkan tindakan cepat sangat rentan terlambat mendapatkan perawatan.

“Kalau ada warga yang sakit mendadak, itu bahaya sekali. Harus naik ketinting dulu baru bisa ke Puskesmas. Sering kali terlambat penanganannya,” ucapnya.

Secara keseluruhan, jalan yang terendam banjir ini menjadi sumber persoalan serius bagi tujuh desa, yakni Kelinjau Ulu, Kelinjau Ilir, Senyur, Longna, Longpok, Teluk Baru, Gemar, dan Longtesak.

Dengan populasi besar dan ketergantungan total pada akses tersebut, perbaikan jalan menjadi kebutuhan mendesak.

Upaya sementara telah dilakukan, dengan melalui penimbunan sepanjang 2,5 kilometer dengan bantuan delapan perusahaan.

Namun masih tersisa 1,5 kilometer yang belum dapat ditangani, karena cuaca yang tidak mendukung.

“Harapan Kami, setelah ditimbun, air tidak lagi meluap ke jalan. Tapi masih ada 1,5 kilometer yang belum tertangani,” terangnya.

Karena itu, Harun menegaskan perlunya solusi permanen melalui program Multi Years, yang dapat membangun struktur jalan lebih tinggi dan dilengkapi drainase mumpuni agar tahan terhadap banjir tahunan.

“Harapan Kami tahun depan program Multi Years bisa segera masuk supaya akses masyarakat tidak lagi terganggu dan ekonomi bisa bergerak normal,” tukasnya. (Adv-Diskominfo Kutim/AI)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0878-8345-4028

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *