SANGATTA, literasikaltim.com — Rampungnya sosialisasi Unit Layanan Disabilitas (ULD) di lima zona menjadi momentum penting bagi Kutai Timur dalam memperkuat tata kelola layanan pendidikan inklusif.
Sekretaris Disdikbud Kutim, Irma Yuwinda, menyebutkan bahwa pemahaman terhadap pedoman ULD akan meningkatkan efektivitas koordinasi antara sekolah dan ULD kabupaten.
Dalam paparannya, Irma menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar di sekolah adalah ketidakteraturan alur koordinasi saat menangani siswa berkebutuhan khusus.
ULD hadir sebagai pusat layanan yang menjembatani sekolah, orang tua, dan tenaga profesional.
“Dengan memahami pedoman ULD, sekolah dapat memberikan layanan yang lebih terarah dan tepat sasaran,” ujar Irma, saat di wawacarai belum lama ini.
Melalui sosialisasi ini, para peserta dibekali panduan teknis terkait identifikasi kebutuhan siswa, prosedur rujukan ke ULD, hingga penyusunan program pembelajaran individual (PPI).
Irma menegaskan bahwa, layanan inklusif harus mengikuti standar, bukan sekadar inisiatif spontan sekolah.
Selain itu, pemahaman pedoman ULD juga membantu sekolah memetakan kebutuhan fasilitas, tenaga pendidik, serta dukungan psikososial yang diperlukan bagi peserta didik disabilitas.
Irma menilai, koordinasi yang baik akan mendorong peningkatan kualitas layanan secara menyeluruh.
“Sekolah yang mampu berkoordinasi dengan ULD akan memberikan udara segar bagi layanan pendidikan Kita,” katanya.
Dengan rampungnya sosialisasi ULD di lima zona, Disdikbud berharap satuan pendidikan semakin siap mengimplementasikan pendidikan inklusif secara konsisten.
“Kami berharap hadirnya ULD dapat memperkuat sistem layanan dan memastikan setiap peserta didik disabilitas mendapatkan pendidikan yang layak,” tutup Irma. (Adv-Diskominfo Kutim/AI)
