SAMARINDA, literasikaltim.com — SMAN 16 Samarinda menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah sementara bagi pelaksanaan Sekolah Rakyat, program pendidikan berbasis masyarakat yang diinisiasi oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan dijalankan melalui koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur.
Kepala SMAN 16 Samarinda, Abdul Rozak Fahrudin, menjelaskan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak terkait, untuk menyediakan dukungan sarana dan prasarana sementara demi kelancaran kegiatan belajar Sekolah Rakyat, sembari menunggu pembangunan fasilitas permanen rampung.
“Prinsip Kami, sebagai sekolah negeri di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi, tentu Kami siap membantu dan mendukung kegiatan Pemerintah, terlebih lagi ini untuk pemberdayaan pendidikan masyarakat,” ungkap Rozak saat di wawancarai di sela kegiatan pemaparan program kerja sekolah yang sekaligus telah melaksanakan penyerahan bantuan baju seragam gratis khusus jalur afirmasi di Aula Gedung SMAN 16 Samarinda, Sabtu (19/7/2025).
SMAN 16 Samarinda akan meminjamkan sejumlah fasilitas untuk kegiatan pembelajaran Sekolah Rakyat, termasuk asrama siswa yang berada di kompleks sekolah.
Asrama ini terdiri dari sekitar 60 kamar, yang diklaim dapat menampung hingga 44 orang per kamar.
Selain itu, ruang kelas dan laboratorium juga disiapkan jika dibutuhkan, dengan syarat adanya perjanjian kerja sama formal.
“Laboratorium bisa digunakan bila diperlukan, tapi tentu harus ada kerjasama tertulis, dan Kami terbuka, asal semua dijalankan dengan prinsip saling mendukung dan transparan,” jelasnya.
Rozak menuturkan bahwa pemanfaatan fasilitas SMAN 16 bersifat sementara, mengingat bangunan khusus untuk Sekolah Rakyat masih dalam tahap pembangunan.
Informasi sementara menyebutkan pembangunan meliputi lapangan upacara, sarana olahraga, dan merenovasi tiga ruang kelas utama dengan kapasitas maksimal 25 siswa per kelas — total 75 siswa, guna proses pembelajaran.
Selain itu, asrama mandiri untuk peserta Sekolah Rakyat, juga sedang dipersiapkan di lokasi yang sama.
“Untuk sementara, Kami hanya menjadi tempat penampungan kegiatan pembelajaran, jika bangunan permanennya sudah selesai, mereka akan berpindah ke lokasi tersebut,” imbuhnya.
Terkait dengan skema penggunaan fasilitas, pihak sekolah tidak memungut biaya, selama belum ada kesepakatan resmi terkait sistem sewa atau bantuan operasional.
Namun, Rozak menegaskan pentingnya sistem kerja sama yang adil dan transparan.
“Namanya ini Program Negara, tentu harus didukung. Tapi Kami juga ingin agar peran dan kontribusi sekolah bisa diakomodasi dengan baik dalam model kerja samanya,” katanya.
Dipilihnya SMAN 16 Samarinda sebagai lokasi awal pelaksanaan Sekolah Rakyat didasarkan pada kesiapan infrastruktur dan daya dukung lokasi.
Selain dekat dengan pusat kota, sekolah ini juga memiliki fasilitas lengkap, yang mampu menunjang kegiatan pendidikan formal dan nonformal.
Program Sekolah Rakyat sendiri merupakan inisiatif Presiden RI Prabowo Subianto yang bertujuan membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi masyarakat, terutama dari kelompok rentan dan marjinal.
Program ini menitikberatkan pada penguatan karakter, pemberdayaan komunitas, serta pembelajaran kontekstual berbasis lokal.
Melalui dukungan dari sekolah-sekolah seperti SMAN 16 Samarinda, Pemerintah Daerah Kaltim berharap dapat mengakselerasi implementasi program ini, hingga tercipta pemerataan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh wilayah Provinsi.
Penulis: Andi Isnar