DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi
SAMARINDA, literasikaltim.com — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kalimantan Timur (Kaltim) telah menggelar kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) XI yang digelar di Hotel Mercure Samarinda, Sabtu (19/7/2025).
Kegiatan ini menjadi panggung konsolidasi kekuatan politik, sekaligus penegasan arah strategis partai jelang kontestasi politik jangka panjang.
Forum tertinggi partai di Tingkat Provinsi ini memperkuat posisi H. Rudy Mas’ud, sebagai figur sentral dan satu-satunya calon yang kembali dipercaya memimpin DPD Golkar Kaltim, untuk periode mendatang.
Didukung penuh oleh seluruh DPD II Kabupaten/Kota se-Kaltim dan organisasi sayap, Rudy Mas’ud tampil dalam Musda tidak hanya sebagai Ketua DPD Golkar Kaltim, tetapi juga sebagai Gubernur Kaltim terpilih.
Ia menegaskan bahwa Musda kali ini, bukan sekadar agenda rutin, melainkan menjadi titik awal konsolidasi besar menuju kemenangan Golkar dalam Pilkada 2030.
“Musda ini adalah langkah awal menyusun barisan, dan Kita songsong Pilkada 2030 dan kemenangan harus disiapkan sejak sekarang,” tegas H. Rudy Mas’ud saat di wawancarai awak media.
H. Rudy Mas’ud memaparkan empat komitmen strategis yang akan menjadi kerangka kerja partai dalam lima tahun ke depan:
Konsolidasi struktural hingga ke akar rumput, menyasar desa dan kelurahan sebagai basis utama kekuatan organisasi.
Regenerasi kader menyeluruh, melibatkan kolaborasi antargenerasi dari tokoh senior hingga milenial, guna menciptakan SDM unggul di bidang politik.
Pemenangan legislatif dan eksekutif di semua tingkatan, baik kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional.
Persiapan kemenangan besar di Pilkada Serentak 2030, yang disebutnya sebagai agenda puncak dan harus dirancang sejak dini secara kolektif.
“Regenerasi ini bukan hanya formalitas, tapi cara kita menyiapkan Golkar bertahan dalam kompetisi politik jangka panjang,” ujar H. Rudy Mas’ud.
Musda XI juga menjadi ajang evaluasi capaian partai di bawah kepemimpinan H. Rudy Mas’ud.
Pada Pemilu 2024 lalu, Golkar Kaltim mencatat prestasi dengan meraih 15 kursi di DPRD Provinsi dan berkontribusi besar terhadap kemenangan pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka di Kaltim.
H. Rudy Mas’ud menegaskan bahwa kepercayaan yang diberikan oleh seluruh struktur partai akan dijawab dengan kerja nyata.
Ia bertekad menjadikan Golkar tidak hanya sebagai partai pemenang, tapi juga sebagai kekuatan politik yang mampu menjawab kebutuhan rakyat.
“Kami akan menjaga Partai Golkar sebagai partai yang dicintai rakyat, yang mampu menjawab tantangan hari ini dan masa depan,” kata H. Rudy Mas’ud.
Dalam keterangannya, H. Rudy Mas’ud juga menyampaikan bahwa jajaran pengurus pusat hadir lengkap dalam Musda kali ini, termasuk Ketua Umum, Sekjen, Bendahara, dan para Wakil Ketua Umum.
Hal itu memperkuat sinyal bahwa dukungan terhadap dirinya, tak hanya berasal dari Daerah, tetapi juga dari Tingkat Nasional.
Respons Politik atas Isu Nasional dan Daerah
Selain membahas agenda internal partai, H. Rudy Mas’ud juga menyinggung isu strategis terkait investasi minyak dan gas bumi di perairan Kaltim.
Ia menyambut baik kebijakan pemerintah pusat terkait Participation Interest (PIA) yang diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat Kaltim.
“Dengan komunikasi yang baik antara pemerintah pusat dan Daerah, Kami berharap Kaltim mendapatkan porsi yang profesional dan proporsional dari PIA ini,” jelas H. Rudy Mas’ud.
H. Rudy Mas’ud menekankan bahwa Golkar Kaltim akan tetap menjadi rumah politik yang terbuka bagi semua kalangan, tanpa membedakan suku, agama, maupun latar belakang sosial.
“Kami hadir untuk menyuarakan aspirasi rakyat dan membangun Kaltim secara inklusif bersama seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.
Musda XI DPD Golkar Kaltim 2025 tidak hanya mencerminkan stabilitas dan soliditas internal, tetapi juga menggambarkan kesiapan partai dalam menyongsong masa depan politik daerah dan nasional.
Dengan kepemimpinan H. Rudy Mas’ud yang diperpanjang, Golkar Kaltim memproyeksikan diri sebagai kekuatan dominan dalam percaturan politik regional menuju 2030.
