SAMARINDA, literasikaltim.com – Kegiatan pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah berjalan dengan baik dan lancar di Gedung B (Utama) Paripurna Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar Kecamatan Sungai Kunjang, Senin (2/9/2024).
Diketahui bahwa ada 55 orang yang terpilih oleh masyarakat Kaltim, duduk sebagai anggota DPRD Kaltim.
Namun, sangat di sayangkan dengan perlakukan pihak para staf Sekretariat Kedewanan, yang telah melarang sejumlah puluhan wartawan yang ditugaskan untuk meliput kegiatan pelantikan tersebut.
Dari beberapa keterangan rekan wartawan yang hadir, salah satunya wartawan senior dan merupakan salah satu pengurus PWI Kaltim turut hadir, akan tetapi tidak di perbolehkan masuk, dengan berbagai alasan terutama perihal undangan.
Alhasil, para puluhan rekan jurnalis dari berbagai media termasuk media Samarinda Pos, Tribun, Detakkaltim.co serta media lainnya memilih pulang.
Dan dari beberapa keterangan rekan jurnalis yang tergabung dalam Group WhatsApp “Sahabat Wartawan Kaltim” heboh atas perihal tersebut.
Diketahui pula bahwa, Wartawan yang hadir merupakan bawaan dari masing-masing anggota DPRD Kaltim yang terpilih.
Sedangkan wartawan lainnya diwajibkan untuk memiliki kartu id card khusus dari Humas DPRD Kaltim.berdasarkan kutipan berita dari https://kaltim.tribunnews.com/2024/09/02/pelantikan-anggota-dprd-kaltim-2024-2029-terbatas-tak-bisa-masuk-sejumlah-wartawan-pilih-pulang
“Dari pesan singkat yang saya baca dibagikan pas di lokasi. Memang tidak semua bisa dapat, tapi masa media dibatasi?” Ucap salah satu wartawan senior, Lukman.
Pria yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia jurnalis ini mengapresiasi penerapan aturan yang ada.Namun di sisi lain menurutnya hal ini telah menciderai kebebasan pers dalam menyampaikan informasi publik.
“Harusnya media diberi kemudahan. Kita enggak minta musti duduk. Berdiri saja. Kita hanya ingin menyampaikan informasi kepada masyarakat secara cepat dan akurat, tapi begini,” kritiknya.
Menurutnya persoalan ini hanyalah masalah administrasi dan komunikasi yang harus diperbaiki.
“Media jangan dibatasi. Apalagi kami semua terverifikasi oleh Dewan Pers. Karena begini saya memilih pulang,” tegasnya sambil berlalu pergi.
Saat Media literasikaltim.com menanyakan perihal tersebut, ke Sekretaris Dewan (Sekwan) Dra. Hj. Norhayati Usman,M.Si, yang biasa di sapa Nunung menanggapi bahwa dirinya tidak mengetahui adanya kejadian tersebut, dan baru mengetahui ketika media literasikaltim.com menanyakan perihal tersebut.
“Saya malah baru tau dari andi perihal tidak masuk ini,” ucapnya, melalui pesan WhatsApp ke media ini, Senin (2/9/2024).
“Saya tidak pernah melarang wartawan, tidak masuk dan tidak meliput apalagi hari besar Rapat Paripurna Pelantikan ini, dan masyarakat datang dan wartawan datang silahkan,” kata Sekwan DPRD Kaltim.
“Itu kan, Kantor DPRD Rumah Rakyat silahkan masuk dan meliput berita, tidak ada larangan dari saya,” timpalnya.
Menurutnya kejadian tersebut, di luar kendalinya, karena posisi dirinya berada dalam kegiatan tersebut.
“Ini diluar kendali saya, karena fokus acara Pelantikan, untuk Fokus ke rangkaian acara jika terjadi hal demikian atas nama Staf Saya memohon maaf atas ketidak nyamanan tadi,” tuturnya.
“Dan, Saya telusuri staf siapa, yang melarang wartawan masuk,” tegasnya.
Melalui group WhatsApp Sahabat Wartawan Kaltim, Lukman yang sekaligus pemimpin di media online detakkaltim.co ini, menyebutkan bahwa staf tersebut bernama Vivi.
“Tadi Saya tanya langsung Mbak Vivi, dan dia bilang tidak bisa lagi, karena sudah hari H (pelantikan),” ucap Lukman.
Berdasarkan keterangan tersebut, Nunung menyampaikan bahwa sudah minta maaf dia dengan saya atas kesalahannya tadi.
“Dan Saya atas nama staf meminta maaf atas ketidak nyaman tadi, kedepan tidak ada seperti kejadian hal serupa hari ini,” ungkapnya.
“Sampaikan permohonan maaf saya kepada teman teman wartawan semua, atas ketidak nyamanan tadi,” kata Sekwan DPRD Kaltim Nunung.

Sekwan DPRD Kaltim Nunung mengirimkan screenshot percakapan chat WhatsApp dan di kirimkan ke media ini, sebagai bukti bahwa yang bersangkutan meminta maaf serta mengakui salah.
Berdasarkan keterangan itu, Lukman menanggapi bahwa jangan sampai terulang kembali, karena acara tersebut sangat penting di ketahui masyarakat luas di Kaltim.
“Sehingga Masyarakat Kaltim dapat mengetahui secara jelas dan akurat dari hasil pemberitaan di media, terkait siapa saja yang telah duduk di DPRD Kaltim pada periode 2024,” jelasnya.
“Mengingatkan agar ke depan tidak terjadi lagi, dan ini kritik membangun,” pungkasnya.
Penulis: Andi Isnar