Diskominfo Kutim

PPL Kutim Mantapkan Pembinaan Kelompok Tani, SIM-Luhtan Jadi Dasar Validasi Data.

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

Loading

SANGATTA, literasikaltim.com — Upaya meningkatkan kualitas sektor pertanian di Kutai Timur (Kutim) terus diperkuat melalui kerja sistematis Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan setiap PPL kini membina 8 hingga 10 kelompok tani, dengan fokus memastikan seluruh kelompok terdaftar dan aktif dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIM-Luhtan).

Sistem berbasis Nasional ini, menjadi rujukan utama Pemerintah dalam memverifikasi legalitas kelompok tani serta menentukan kelayakan mereka menerima program bantuan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kutim, Dyah Ratnaningrum, menegaskan bahwa kevalidan data menjadi hal paling fundamental.

Tanpa tercatat di SIM-Luhtan, kelompok tani secara otomatis tidak bisa menjadi sasaran pembinaan maupun bantuan Pemerintah.

“Data kelompok harus bersih. Kalau tidak masuk di SIM-Luhtan, otomatis tidak bisa dapat pembinaan. Ini aturan nasional,” jelas Dyah, saat di temui media ini, Selasa (11/11/2025).

Ia mengungkapkan bahwa, medan dan wilayah luas menjadi tantangan tersendiri bagi para PPL. Sebagian harus menempuh jarak jauh menuju wilayah pesisir, sementara lainnya rutin mendatangi kelompok di kawasan pedalaman.

Meski begitu, komitmen para PPL tetap tinggi, terlihat dari keberlanjutan pendampingan yang diberikan kepada setiap kelompok tani.

Pendampingan yang dilakukan mencakup penyuluhan teknik budidaya, pengendalian organisme pengganggu tanaman, hingga pelatihan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Setiap kegiatan dicatat dalam sistem monitoring dinas, untuk memastikan pembinaan berjalan sesuai prosedur dan bisa dievaluasi secara berkala.

Dyah menambahkan bahwa, penertiban data sangat penting agar tidak terjadi tumpang tindih penerima bantuan. Kelompok yang tidak aktif secara otomatis akan dinonaktifkan dari sistem.

“Kami melakukan evaluasi rutin. Kelompok yang tidak berjalan kami hapus supaya bantuan hanya diberikan kepada kelompok yang benar-benar aktif,” tegasnya.

Ia berharap sinergi antara Pemerintah Desa, PPL, dan kelompok tani semakin kuat sehingga data SIM-Luhtan selalu mutakhir.

Dengan demikian, perencanaan program pertanian dapat lebih tepat sasaran dan berdampak pada peningkatan produksi daerah.

“Kalau data rapi, kebijakan jadi tepat. Hasilnya akan dirasakan langsung oleh petani,” pungkasnya. (Adv-Diskominfo Kutim/AI)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0878-8345-4028

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *