Menuju Industri Hijau: Peta Jalan Dekarbonisasi Jadi Senjata Indonesia Hadapi Standar Global.

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

JAKARTA, literasikaltim.com – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam menekan emisi karbon dari sektor industri.

Bersama World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Institute for Essential Services Reform (IESR), Kementerian Perindustrian merumuskan Peta Jalan Dekarbonisasi Industri yang menargetkan tercapainya emisi nol bersih pada 2050, sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional 2060.

Langkah ini dianggap strategis mengingat sektor industri menyumbang sekitar 34 persen emisi nasional pada 2023.

Di sisi lain, sektor ini juga menjadi motor penggerak ekonomi dengan kontribusi 18,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih dari 19,3 juta tenaga kerja.

Pemerintah menilai praktik ekonomi rendah karbon justru mampu mendukung pertumbuhan berkelanjutan, bahkan diperkirakan dapat meningkatkan PDB rata-rata hingga 5,11 persen pada 2060.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan peta jalan ini akan menjadi panduan transformasi industri.

“Pemerintah mendorong transformasi industri lewat peta jalan dekarbonisasi, insentif fiskal, kemudahan investasi, dan regulasi efisiensi sumber daya,” ujarnya dalam Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta melalui keterangan tertulis ke media ini, Jum’at (22/8/2025).

Peta jalan ini fokus pada sembilan subsektor industri paling intensif energi, yaitu semen, besi dan baja, pupuk, kimia, pulp dan kertas, tekstil, kaca dan keramik, otomotif, serta makanan dan minuman.

Dari profil emisi, sekitar 46 persen bersumber dari energi langsung, 16 persen dari pembelian listrik, dan 38 persen dari proses kimiawi produksi maupun aplikasi produk.

Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Apit Pria Nugraha, memaparkan bahwa strategi dekarbonisasi dapat memangkas emisi hingga 66,5 juta ton CO2e pada 2035 dan 289,7 juta ton CO2e pada 2050.

“Peta jalan ini, adalah living document yang akan terus diperbarui agar mencakup sektor-sektor lain di luar sembilan subsektor utama,” jelasnya.

Ada lima tipe strategi yang disiapkan: efisiensi energi dan material, penggantian bahan bakar dan material, elektrifikasi berbasis energi rendah karbon, pemutakhiran proses, serta penangkapan dan penyimpanan karbon.

Prioritas utamanya bukan sekadar menetralkan emisi, melainkan benar-benar mengurangi produksi emisi di setiap lini produksi.

CEO IESR Fabby Tumiwa menilai peta jalan ini sejalan dengan ambisi Presiden Prabowo mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Tanpa transisi dari energi fosil, ambisi ini sulit tercapai di tengah ketatnya standar emisi global,” ucapnya.

“Implementasi peta jalan memastikan produk Indonesia tetap kompetitif, menarik investasi baru, menekan biaya operasional, dan membuka lapangan kerja hijau,” katanya.

Sementara itu, Country Director WRI Indonesia Nirarta Samadhi menekankan tiga pilar keberhasilan dekarbonisasi industri: energi dan material rendah karbon yang terjangkau, insentif hijau untuk transformasi industri, serta regulasi terpadu yang menciptakan iklim mendukung.

“Capaian ini hanya mungkin terwujud jika kita membangun ekosistem industri hijau yang menyeluruh,” sambungnya.

Kemenperin juga menyiapkan dua laporan penting. Laporan Teknis akan diluncurkan September 2025, berisi trayektori penurunan emisi, strategi terbaik, dampak harga produk, hingga kebutuhan energi dan material.

Sementara Laporan Kebijakan akan menyusul pada Maret 2026, dengan fokus pada analisis kesenjangan teknologi, pendanaan, serta regulasi, lengkap dengan rekomendasi kebijakan.

Rencananya, mulai September 2026 akan diterbitkan Peraturan Menteri secara bertahap untuk tiap subsektor.

Peta Jalan Dekarbonisasi Industri ini diharapkan tidak hanya mendukung komitmen iklim Indonesia, tetapi juga menjadikan industri nasional lebih tangguh, berdaya saing global, dan berperan aktif dalam transisi menuju ekonomi hijau.

Penulis: Andi Isnar

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0878-8345-4028

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *