Momentum ini menjadi ajakan bagi Gubernur, Wali Kota, jajaran Dinas Pendidikan, dan seluruh elemen masyarakat untuk turut serta mendorong prestasi anak daerah ke panggung nasional.
SAMARINDA, literasikaltim.com — Di tengah hiruk-pikuk aktivitas kota Samarinda, satu nama mendadak menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Kalimantan Timur: Nia Karunia.
Gadis 14 tahun ini bukan hanya pelajar biasa. Suara emasnya telah membawa harum nama daerahnya dengan lolos ke babak Panggung Besar ajang pencarian bakat Dangdut Academy (DA) 7 Indosiar.
Langkah Nia menuju panggung nasional bukan diraih secara instan.
Berawal dari keberaniannya mengikuti audisi di Studio 5 Indosiar, Nia bersaing dengan ratusan kontestan dari berbagai penjuru tanah air.
Ketika berdiri di hadapan dewan juri — Dewi Persik, Soimah, dan Selfi — Nia menyanyikan lagu andalannya dengan penuh penghayatan.
Hasilnya tak mengecewakan: sebuah Golden Ticket diserahkan langsung kepadanya, menandai tiket emas untuk melangkah ke Jakarta.
Di balik prestasi itu, ada sosok orang tua yang selalu setia mendampingi.
Fitryadi, ayah Nia, tak bisa menyembunyikan rasa bangga saat anaknya dinyatakan lolos.
“Ini bukan hanya mimpi Nia, tapi mimpi kami semua yang ingin melihat anak Samarinda tampil dan bersinar di panggung nasional,” ujarnya dengan mata berbinar.
Tak hanya keluarga, apresiasi dan dukungan juga mengalir deras dari berbagai elemen masyarakat.
Ketua Gerakan Aliansi Masyarakat Kaltim (GAMA Kaltim), H. Andi Saharuddin, SH, MH, menyebut bahwa keberhasilan Nia menjadi momentum kebangkitan talenta muda Kalimantan Timur di bidang seni suara.
“Kami mendukung penuh perjuangan Nia. Ini bukan sekadar kompetisi, ini adalah perjuangan membawa nama baik daerah ke panggung nasional,” ucapnya.
Dukungan juga datang dari lingkungan pendidikan, terutama SMK Medika Samarinda, tempat Nia menuntut ilmu, mengaku bangga memiliki siswa yang mampu berprestasi di tingkat nasional. Guru-gurunya menilai Nia sebagai pribadi yang rendah hati, bersemangat, dan pantang menyerah.
Dalam ajang yang akan digelar mulai 9 Juni 2025 mendatang, Nia akan berhadapan dengan kontestan terbaik dari seluruh Indonesia.
Meski persaingan akan ketat, semangatnya tak sedikitpun gentar.
“Saya ingin memberikan yang terbaik, bukan hanya untuk diri saya, tapi juga untuk Samarinda dan Kalimantan Timur,” ujar Nia dengan mantap.
DA 7 bukan sekadar ajang pencarian bakat biasa, dan program ini menjadi salah satu acara dengan jumlah penonton terbesar di Indonesia, dan melahirkan banyak penyanyi dangdut profesional yang kini sukses di industri hiburan.
Kesempatan ini, bisa menjadi gerbang pembuka bagi Nia menuju karier yang lebih besar.
Masyarakat Kaltim, khususnya warga Samarinda, diimbau untuk memberikan dukungan moral maupun suara saat kompetisi berlangsung.
Dukungan tersebut sangat berarti, mengingat sistem voting menjadi salah satu faktor penentu kelanjutan peserta di panggung DA 7.
Tak lupa, GAMA Kaltim juga mengajak pemerintah daerah, mulai dari Gubernur, Wakil Gubernur, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota, hingga Wali Kota Samarinda, untuk memberikan dukungan nyata.
Dukungan penuh kepada warga Kalimantan Timur juga diharapkan, sebagai bentuk perhatian yang dapat menjadi motivasi bagi Nia dan generasi muda lainnya, untuk terus berkarya dan mengharumkan nama daerah, terutama masyarakat Kota Samarinda.
Dari ruang kelas di Samarinda menuju sorotan kamera panggung nasional, kisah Nia Karunia adalah bukti nyata bahwa impian anak daerah bisa menjangkau langit.
Dengan suara, semangat, dan doa seluruh masyarakat Kaltim, bukan tak mungkin Nia akan berdiri sebagai juara — bukan hanya di panggung DA 7, tapi juga di hati seluruh rakyat Indonesia.
Penulis: Rizky A.P
Editor : Masronaliansyah S.Pd
