Surasa: Pelatihan Hybrid Disdikbud Kaltim Siapkan Lulusan SMK Masuk Dunia Industri.
SAMARINDA, literasikaltim.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur meluncurkan program pelatihan bertajuk Wiramuda Academy sebagai bentuk pembekalan bagi peserta didik SMK menghadapi dunia kerja dan dunia usaha.
Program ini, digagas sebagai bagian dari upaya mendukung visi Gubernur Kaltim menuju “Kaltim Sukses untuk Generasi Emas 2045”, selama dua hari yakni mulai tanggal 7 hingga 8 Mei 2025.

Pada tanggal 7 Mei 2025 kemarin, telah di gelar Pelatihan Persiapan Kerja Bagi Peserta Didik SMK Tingkat Akhir, dan pada hari ini Pelatihan Digital Marketing Bagi Peserta Didik SMK Kelas XI.
Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim, Surasa, mengungkapkan bahwa pembekalan ini menyasar 50 ribu siswa SMK di seluruh wilayah Kaltim, terdiri atas 25 ribu siswa tingkat akhir dan 25 ribu siswa kelas XI.
Pelatihan dilakukan secara hybrid, menggabungkan metode luring terbatas dan daring melalui platform Zoom serta kanal YouTube resmi Disdikbud Kaltim.
“Pelatihan ini tidak hanya memberi pengetahuan teknis, tapi lebih dari itu, bagaimana membentuk karakter dan pola pikir anak-anak agar siap menghadapi tantangan nyata di dunia industri maupun dunia wirausaha,” jelas Surasa saat di wawancarai literasikaltim.com di ruang kerjanya, Kamis (8/5/2025).
Ia menyampaikan bahwa sesuai arahan Gubernur, keberhasilan seseorang sangat ditentukan oleh sikap mental dan pilihan hidupnya sendiri.
“Pemerintah hadir sebagai fasilitator, yang menciptakan ruang dan peluang untuk tumbuh, dengan Program Pelatihan Gratis Bagi Siswa/i SMK,” lanjutnya.
“Pak Gubernur sering menggambarkan pentingnya value dengan analogi antara arang dan berlian, dan meski unsur kimianya sama, proses dan tekanan yang dihadapi sangat berbeda. Inilah nilai yang ingin kami tanamkan kepada siswa,” katanya.
Dalam konteks pendidikan, Surasa menekankan bahwa pembentukan karakter menjadi fondasi yang tak tergantikan, terlebih di era serba digital saat ini.

“Kemajuan teknologi bisa mengubah jenis-jenis pekerjaan, tetapi tidak dapat menggantikan nilai-nilai seperti keberanian, kejujuran, ketekunan, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif,” terangnya.
Program ini tidak memprioritaskan jurusan tertentu, dan semua siswa SMK, baik dari program keahlian teknologi, kesehatan, hingga pertanian, berhak mengikuti pelatihan.
Materi yang diberikan disesuaikan dengan dinamika kebutuhan industri dan perkembangan ekonomi lokal.
Metode pelatihan melibatkan diskusi interaktif, studi kasus aktual, dan simulasi dunia kerja.
Untuk mendukung penyebaran informasi yang merata, seluruh sesi daring direkam dan akan dibagikan ke satuan pendidikan, termasuk di daerah dengan keterbatasan jaringan atau Blank Spot.
“Kami telah menyiapkan distribusi materi pelatihan melalui berbagai kanal seperti email, WhatsApp, maupun media penyimpanan digital lainnya,” ucap Surasa.
Surasa juga menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang mengusung pendekatan berbasis ekonomi lokal, seperti pengenalan hortikultura.
“Beberapa tahun terakhir, Kami telah mendorong siswa menanam tanaman bernilai ekonomi seperti cabai, dan itu bagian dari upaya mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan ketahanan ekonomi daerah,” ungkapnya.

Adapun narasumber dalam pelatihan ini berasal dari kalangan profesional yang memiliki rekam jejak panjang di dunia industri nasional, yakni Deden Sarjana, C.PS, CIB Presiden Direktur (PT. Ludeco Builder Perlente), Jessica Hendrawidjaja (CIO Shipper), Joseph Adrian (Social Commerce Lead Aloshop by Shipper).
Surasa mengaku sempat mengamati langsung antusiasme peserta dan menilai materi yang disampaikan relevan dan aplikatif.
“Kami menggandeng pihak-pihak yang memang telah terbukti kompeten dan mampu membangun interaksi yang kuat dengan peserta,” tambahnya.
Ia menuturkan bahwa setelah program ini selesai, akan dilakukan evaluasi menyeluruh sebagai dasar pengembangan untuk tahun-tahun berikutnya.
Bahkan, ia membuka peluang sinergi lebih luas dengan media massa, tidak hanya dalam peliputan, tetapi juga sebagai inspirasi bagi peserta didik untuk melihat potensi profesi media sebagai jalur wirausaha masa depan.
“Media juga bagian dari pelaku usaha. Informasi adalah komoditas yang bernilai. Anak-anak perlu diberi pemahaman bahwa peluang bisa datang dari mana saja, dan yang terpenting adalah kesiapan mental untuk menghadapi prosesnya,” tutup Surasa.
Penulis: Andi Isnar