SAMARINDA, literasikaltim.com — Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UINSI Samarinda, Sulaiman, menyoroti insiden penabrakan Jembatan Mahakam yang diduga melibatkan ponton batu bara pada Minggu (27/4/2025) dini hari.
Ia menilai kejadian ini bukanlah yang pertama, melainkan bagian dari rentetan insiden berulang yang mengancam keselamatan pengguna jembatan.
Menurut Sulaiman, jika kejadian ini terus dibiarkan tanpa adanya langkah tegas dari pihak berwenang, maka akan menjadi ancaman serius bagi masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) yang melintas di jembatan ikonik tersebut.

“Sudah puluhan kali kejadian serupa terjadi. Jika tidak ada penindakan dan pencegahan serius, keselamatan masyarakat bisa menjadi korban,” tegas Sulaiman, melalui keterangan tertulis ke WhatsApp literasikaltim.com, Minggu (27/4/2025) malam.
Sulaiman meminta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) bertanggung jawab atas kelalaian pengawasan yang dinilai sebagai penyebab utama rentetan insiden tersebut.
Ia juga menekankan perlunya langkah konkret untuk memperbaiki sistem pengawasan terhadap lalu lintas tongkang batu bara yang melintasi Sungai Mahakam.
“KSOP harus memperketat pengawasan terhadap aktivitas ponton batu bara yang melintas di bawah Jembatan Mahakam, dan ini soal keselamatan publik, bukan sekadar kelalaian teknis,” ujarnya.
Ia juga menyatakan, apabila tidak ada evaluasi menyeluruh serta tindak lanjut dari KSOP dan instansi terkait, maka kader-kader PMII se-Kota Samarinda siap menggelar aksi demonstrasi di depan kantor KSOP.

Tak hanya itu, Sulaiman juga menuntut Direktur KSOP untuk mundur dari jabatannya, sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas lemahnya pengawasan yang selama ini terjadi.
“Kalau tidak ada perubahan nyata, lebih baik Dirut KSOP mundur. Ini soal nyawa masyarakat Kaltim, bukan main-main,” tegasnya.
Sebagai langkah darurat, Sulaiman bahkan mengusulkan penutupan sementara aktivitas Sungai Mahakam jika keselamatan masyarakat terus diabaikan.
“Tutup sementara Sungai Mahakam, sebelum ada korban jiwa akibat kelalaian yang berulang ini,” pungkasnya.
Penulis: Andi Isnar