Diskominfo Kutim

Implementasi Kurikulum Merdeka di Kutai Timur Berjalan Baik, Namun Zona 4 Masih Butuh Pendampingan Khusus.

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

Loading

SANGATTA, literaskaltim.com– Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memastikan penerapan Kurikulum Merdeka, di jenjang Sekolah Dasar (SD) berjalan progresif dan sesuai ketentuan Pusat Kurikulum serta Kemendikbudristek.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Disdikbud Kutim, Uud Sudiharjo, S.Sos., M.E, yang menegaskan bahwa seluruh sekolah dasar di Kutim kini telah mengadopsi Kurikulum Merdeka secara bertahap dan terstruktur.

Menurut Uud, secara umum sekolah pada Zona 1, 2 dan 3 menunjukkan kesiapan yang baik dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka, mulai dari perencanaan pembelajaran, asesmen, hingga kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

“Sekolah-sekolah di tiga zona tersebut sudah berada pada jalur yang tepat. Guru, kepala sekolah, dan pengawas menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjalankan berbagai instrumen Kurikulum Merdeka,” ujarnya, melalui pesan WhatsApp ke media ini, Senin, (24/11/2025) malam.

Meski demikian, ia mengakui terdapat tantangan yang masih perlu mendapat perhatian khusus, terutama pada sekolah-sekolah yang berada di Zona 4.

Kondisi geografis, keterbatasan akses, hingga minimnya literasi digital membuat implementasi IKM di wilayah tersebut belum berjalan optimal.

“Untuk Zona 4, kami melihat guru dan sekolah membutuhkan pendampingan yang lebih intensif,” katanya.

“Mulai dari pemahaman konsep hingga teknis pelaksanaan di kelas, semuanya memerlukan perhatian lebih,” jelasnya.

Di sisi lain, Uud menyoroti bahwa salah satu aspek Kurikulum Merdeka yang membutuhkan penguatan adalah pelaksanaan pembelajaran kurikuler, khususnya terkait teknis integrasi kegiatan projek dengan materi pembelajaran.

Ia menegaskan bahwa masih banyak guru yang memerlukan pemahaman mendalam agar pelaksanaan kokurikuler sesuai standar yang ditetapkan.

“Pembelajaran kurikuler ini bukan sekadar pelaksanaan projek, tetapi harus memberi pengalaman belajar bermakna bagi siswa,” katanya.

“Untuk itu, bimbingan teknis dan pendampingan dari Dinas Pendidikan sangat diperlukan agar guru lebih memahami penerapan teknisnya di sekolah,” terang Uud,” .

Sebagai langkah konkret, pihaknya memastikan Disdikbud Kutim terus menggencarkan sosialisasi, bimbingan teknis (bimtek), serta pendampingan khusus oleh pengawas sekolah di masing-masing zona.

Pendampingan dirancang agar lebih terstruktur dan fokus pada kebutuhan sekolah, terutama yang masih tertinggal dalam implementasi.

“Dinas telah menyusun pola pendampingan yang lebih terarah melalui pengawas-pengawas sekolah di setiap zona,” jelasnya.

Harapannya, seluruh SD di Kutim dapat berada pada level implementasi yang sama, sehingga kualitas pembelajaran merata di seluruh wilayah,” tegas Uud.

Pada akhir pernyataannya, Uud menegaskan komitmen Disdikbud Kutim untuk memastikan, tidak ada satu pun sekolah yang tertinggal dalam transformasi kurikulum nasional tersebut.

“Kami ingin memastikan Kurikulum Merdeka benar-benar berjalan sesuai tujuannya, yakni memerdekakan proses belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Kutai Timur,” pungkasnya. (Adv-Diskominfo Kutim/AI)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0878-8345-4028

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *