Ketua IMABA: Pendidikan di Muara Badak Masih Jauh dari Keadilan Sosial.
MUARA BADAK, literasikaltim.com — Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini dimaknai secara berbeda oleh Ikatan Mahasiswa Muara Badak (IMABA).
Bukan sekadar upacara atau seremoni, bagi mereka Hardiknas menjadi ajang refleksi dan seruan perubahan atas kondisi pendidikan yang belum ideal di daerah mereka.
Ketua IMABA, Andi Rizky, menyampaikan bahwa realitas pendidikan di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) jauh dari kata merata.
Menurutnya, persoalan klasik seperti keterbatasan sarana belajar, minimnya jumlah guru, serta terbatasnya akses terhadap teknologi dan jaringan internet masih menjadi tantangan besar yang belum terselesaikan.
“Muara Badak merupakan wilayah yang kaya sumber daya alam, namun sayangnya kekayaan itu belum berdampak signifikan terhadap kemajuan sektor pendidikan, dan Banyak sekolah di desa-desa yang belum memiliki fasilitas memadai,” ujarnya, melalui keterangan tertulis ke media ini, Kamis (8/5/2025).
Ia menekankan bahwa pendidikan seharusnya menjadi hak dasar setiap anak, tanpa memandang lokasi geografis atau kondisi ekonomi keluarga.
Ketimpangan inilah yang menjadi perhatian utama IMABA, dalam peringatan Hardiknas tahun ini.
Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral terhadap kemajuan pendidikan di kampung halaman, IMABA menyampaikan lima poin tuntutan.

Pertama, pemerataan pembangunan fasilitas pendidikan hingga ke pelosok desa.
Kedua, distribusi tenaga pendidik secara merata untuk menjangkau semua satuan pendidikan.
Ketiga, penyediaan akses internet dan perangkat teknologi yang menunjang proses belajar-mengajar.
Keempat, komitmen nyata dari pemerintah dan pelaku industri di wilayah tersebut untuk ikut memajukan dunia pendidikan.
Dan terakhir, pemberian beasiswa dan bantuan belajar yang merata dan adil bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
“Kami tidak sekadar mengkritik, tapi membawa suara dari pelajar dan mahasiswa yang merasakan langsung dampaknya,” ucap Andi Rizky.
“Dan ini adalah, ajakan bagi semua pihak untuk duduk bersama dan bergerak konkret,” tambahnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menyatakan komitmen IMABA, untuk terus berperan aktif dalam mengawal isu-isu pendidikan di Muara Badak.
Mereka siap menjadi mitra kritis yang konstruktif dalam mendorong perubahan menuju pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas.
Hardiknas bagi IMABA bukan hanya pengingat jasa Ki Hajar Dewantara, tetapi juga momentum untuk menegaskan kembali bahwa pendidikan yang memerdekakan harus dapat dinikmati oleh setiap anak, di manapun mereka berada.
TIM REDAKSI.