FKMPI Gelar SARNAS 2025 di Poltekba, Konsolidasikan Gerakan Mahasiswa Politeknik se-Indonesia.

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

Bahas Evaluasi Kepengurusan dan Strategi Pengabdian Mahasiswa.

BALIKPAPAN, literasikaltim.com
Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia (FKMPI) menyelenggarakan Sarasehan Nasional (SARNAS) 2025 di Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba), Kalimantan Timur.

Kegiatan berlangsung selama empat hari, dari 12 hingga 15 Juni 2025, dan diikuti oleh delegasi dari berbagai politeknik di seluruh Indonesia.

Sarasehan ini menjadi salah satu agenda besar FKMPI setiap tahunnya, yang bertujuan memperkuat konsolidasi internal organisasi, merumuskan strategi gerakan nasional, serta mempertegas peran mahasiswa politeknik dalam menghadapi tantangan sosial dan pembangunan nasional.

Sekretaris Jenderal FKMPI, Muhammad Rifai, membuka kegiatan dengan menegaskan bahwa mahasiswa politeknik tidak boleh hanya dilihat sebagai teknisi di ruang laboratorium, melainkan juga sebagai bagian dari kekuatan sosial yang memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat.

“FKMPI bukan hanya hadir di ruang demonstrasi, dan Kami hadir dalam bentuk pengabdian nyata yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat,” tegas Rifai di hadapan peserta sarasehan.

Ia mencontohkan peran FKMPI Poltekba yang turut membantu penyediaan air bersih bagi warga terdampak krisis air di wilayah Balikpapan.

Menurutnya, pengabdian seperti itu kini menjadi bagian dari gerakan nasional yang dilakukan oleh mahasiswa politeknik di berbagai daerah.

“Kami memiliki enam wilayah, dua puluh daerah eksekutor, dan menaungi 158 politeknik dari seluruh Indonesia, dan ini bukan sekadar jumlah, tapi kekuatan kolektif yang bergerak serentak,” ujarnya.

Rifai juga menyampaikan pentingnya menjaga keseimbangan antara gerakan horizontal dan vertikal.

Ia menjelaskan bahwa FKMPI mengembangkan gerakan sosial berbasis pengabdian langsung di daerah, tanpa melepaskan peran sebagai kekuatan kritis terhadap kebijakan negara.

“Indonesia terang bukan karena obor besar di Jakarta, tapi karena lilin-lilin kecil yang menyala di desa-desa,” ujarnya.

“FKMPI bukan besar karena label nasionalnya, tapi karena gerakan riil di daerah yang konsisten dan berkelanjutan,” imbuhnya.

Sarasehan Nasional ini juga, menjadi forum evaluasi setengah periode kepengurusan nasional dan merumuskan langkah strategis, untuk memperkuat posisi FKMPI sebagai mitra pembangunan yang progresif dan solutif.

Selama kegiatan, peserta mengikuti berbagai sesi diskusi, lokakarya pengembangan organisasi, dan pemaparan program pengabdian masyarakat.

Forum ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi, untuk penguatan struktur wilayah serta integrasi program antara daerah dan pusat.

FKMPI menegaskan komitmennya untuk terus mendorong mahasiswa politeknik agar menjadi agen perubahan, baik melalui jalur akademik, pengabdian masyarakat, maupun keterlibatan aktif dalam isu-isu kebangsaan.

“FKMPI akan terus hadir di ruang-ruang yang membutuhkan keterlibatan anak muda vokasi, dan Kami percaya, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama,” pungkasnya.

REDAKSI.

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0878-8345-4028

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *