DPW ALFI/ILFA Kaltimtara Dukung Penutupan Jembatan Mahakam I untuk Keamanan Navigasi.

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

Ketua DPW ALFI/ILFA Kaltimtara M. Gobel, SH, CPFF, Sebut Keselamatan Pelayaran di Sungai Mahakam Jadi Tanggung Jawab Bersama.

SAMARINDA, literasikaltim.com – Dalam kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang telah di gelar DPRD Kaltim, di ruang rapat area Kantor DPRD Kaltim Jalan M. Said, Senin (28/4/2025).

Berdasarkan hasil RDP tersebut, telah di sepakati bersama untuk menutup kegiatan alur Sungai Mahakam khususnya dalam melintasi Jembatan Mahakam I.

Kesepakatan ini di setujui oleh pihak KSOP Samarinda, Pelindo 4 Samarinda serta BPJN wilayah Kaltim dan para Stakeholder lainnya yang hadir dalam RDP tersebut.

Saat dihubungi media ini, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimtara), M. Gobel, SH, CPFF, menyatakan dukungannya terhadap keputusan penutupan sementara Jembatan Mahakam I oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda.

Langkah ini dilakukan sebagai respons atas insiden tabrakan kapal tongkang bermuatan batu bara yang kembali menabrak jembatan tersebut, pada Sabtu malam, 26 April 2025.

Keputusan penutupan Jembatan Mahakam I tertuang dalam surat resmi KSOP Samarinda Nomor: PG-KSOP.SMD 13 Tahun 2025, yang menginformasikan kepada seluruh nakhoda, operator kapal, dan perusahaan pelayaran agar tidak melakukan aktivitas pelayaran di bawah Jembatan Mahakam I selama proses investigasi berlangsung.

“Langkah ini penting dan perlu diapresiasi, guna melancarkan kegiatan Investigasi menyeluruh terhadap aspek keselamatan navigasi serta pemeriksaan fisik jembatan oleh tim teknis harus dikedepankan,” ujar Gobel ke literasikaltim.com melalui via WhatsApp, Rabu (30/4/2025) siang.

Dalam suratnya, KSOP menyatakan bahwa investigasi dan pemeriksaan jembatan akan dilakukan, sejak hari ini (red, Rabu 30/4/2025) mulai pukul 09.00 WITA hingga 1 Mei pukul 05.00 WITA.

Selama periode itu, semua aktivitas pengolongan kapal di bawah jembatan dihentikan.

Gobel mengatakan bahwa keselamatan pelayaran di Sungai Mahakam menjadi tanggung jawab bersama.

Ia mengingatkan bahwa insiden tabrakan dengan Jembatan Mahakam I, bukan pertama kali terjadi dan bisa mengancam keberlangsungan aktivitas logistik di kawasan itu.

“Sebagai wilayah yang sangat tergantung pada distribusi barang melalui jalur sungai, kelancaran suplai chain logistik harus dijaga,” ujarnya.

“Maka penanganan yang serius atas masalah jembatan ini, sangat diperlukan,” sambungnya.

Menurutnya, ALFI/ILFA Kaltimtara telah lama menyoroti potensi gangguan logistik akibat kondisi Jembatan Mahakam I yang rawan tertabrak kapal tongkang.

Gobel berharap setelah investigasi selesai, akan ada langkah-langkah nyata dalam memperkuat sistem navigasi dan pengamanan jembatan.

Ia menyarankan adanya teknologi pendukung seperti sistem pemantauan otomatis, penambahan rambu navigasi, serta pembatas kecepatan dan ukuran kapal di area jembatan.

“Langkah preventif akan jauh lebih murah, daripada harus memperbaiki jembatan atau kehilangan nyawa,” imbuhnya.

Gobel menambahkan bahwa penanganan serius terhadap Jembatan Mahakam I bukan hanya soal keselamatan jangka pendek, tetapi juga terkait kelayakan struktur jembatan itu sendiri.

Menurutnya, usia jembatan yang sudah tua dan desain bentang tiang yang tidak lagi memada,i dengan tingginya intensitas lalu lintas kapal tongkang di Sungai Mahakam harus menjadi perhatian utama pemerintah.

“Kami menilai Jembatan Mahakam I memang sudah saatnya diganti. Selain karena usia yang sudah tua, struktur tiang jembatan saat ini tidak lagi memadai, untuk menghadapi padatnya alur pelayaran kapal besar yang melintas, dan ini sudah terlalu sering menimbulkan kecelakaan,” tambahnya.

Meski mendukung penutupan sementara, Gobel berharap agar proses investigasi berlangsung cepat dan efisien agar tidak menghambat jalur distribusi logistik dalam waktu yang lama.

“Kami berharap permasalahan Jembatan Mahakam I ini, bisa segera mendapat solusi tuntas, agar rantai pasok logistik di perairan Mahakam tetap berjalan lancar tanpa gangguan, dan Kami percaya tim yang bertugas dapat bekerja optimal tanpa mengorbankan ketelitian,” tegasnya.

Gobel juga mengimbau kepada seluruh operator logistik dan pelayaran untuk mematuhi surat edaran KSOP dan menyesuaikan jadwal pelayaran selama penutupan berlangsung.

Menurutnya, kolaborasi antara otoritas dan pelaku usaha sangat penting di masa krisis seperti ini.

“Saya harap ke depan ada forum komunikasi reguler antara KSOP, pelaku logistik, dan instansi terkait agar kejadian seperti ini tidak berulang,” ungkap Gobel.

Penutupan Jembatan Mahakam I menyusul rentetan insiden serupa dalam beberapa tahun terakhir.

Banyak pihak menilai bahwa padatnya lalu lintas tongkang di Sungai Mahakam, menjadi tantangan besar dalam menjaga keselamatan dan infrastruktur jembatan.

Gobel menegaskan kembali komitmen ALFI/ILFA Kaltimtara untuk terus mendukung kebijakan yang memperkuat ekosistem logistik yang aman, efisien, dan berkelanjutan di Kalimantan Timur.

“Kami akan terus bersuara dan berperan aktif untuk memastikan setiap kebijakan berpihak pada keselamatan dan kelancaran logistik,” tandasnya.

Penulis : Andi Isnar

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0878-8345-4028

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *