Diskominfo Kutim

Disdikbud Kutim Gelar Rangkaian Kegiatan Budaya: Pameran Sejarah, Festival Pesona Budaya, Hingga Musik Anti Narkoba.

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

Loading

SANGATTA, literasikaltim.com — Setelah Festival Magic Land resmi dibuka, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) melalui Disdikbud Bidang Kebudayaan telah menyiapkan rangkaian kegiatan budaya yang akan berlangsung hingga akhir tahun, sebagai pembuka menuju agenda kebudayaan tahun 2025.

Rangkaian ini menjadi bukti bahwa penguatan budaya di Kutim dilakukan secara berkelanjutan, tidak berhenti pada satu acara besar saja.

Kabid Kebudayaan Disdikbud Kutim, Padliyansyah, mengungkapkan bahwa rangkaian kegiatan tersebut mencakup tiga agenda utama yang melibatkan komunitas seni, pelajar, masyarakat umum, serta kelompok pemuda dari beberapa Kecamatan.

Agenda pertama berlangsung di Masjid Al-Faruq Sangatta, berupa *Pameran Sejarah Budaya Islam*. Pameran ini menampilkan dokumen sejarah, manuskrip, artefak, dan foto-foto perkembangan Islam di Kutai Timur.

“Dan, pameran ini dirancang sebagai ruang edukasi budaya, khususnya bagi generasi muda,” ungkapnya ke media literasikaltim, di Kantor Bupati Kutai Timur, Kamis (13/11/2025).

Agenda kedua adalah *Festival Pesona Budaya* di Hera Pet, yang akan dilaksanakan pada 21–23 November ini.

Kegiatan ini menghadirkan pertunjukan seni tradisional, kompetisi budaya, bazar UMKM, hingga parade pakaian adat.

Festival ini merupakan salah satu ruang penting, untuk memperkenalkan keberagaman budaya Kutai Timur kepada masyarakat luas.

Agenda ketiga atau puncak kegiatan kebudayaan adalah *Festival Musik Anti Narkoba* di Bengalon yang dilaksanakan pada 28–30 November mendatang.

Festival ini merupakan inisiatif pemuda anti narkoba di Bengalon dan didukung oleh Disdikbud. Selain penampilan musik, festival ini juga menghadirkan diskusi, serasehan, dan kampanye bahaya narkoba.

“Rangkaian ini Kami siapkan untuk memastikan bahwa, kebudayaan hadir di seluruh ruang publik, bukan hanya di kota, tetapi juga kecamatan,” jelas Padliyansyah.

Ia menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menampilkan seni, tetapi juga membawa pesan moral, edukasi, dan pembentukan karakter.

“Kebudayaan adalah bagian penting dari pembinaan masyarakat, dan melalui rangkaian agenda ini, kami ingin masyarakat Kutim semakin mencintai budayanya,” tandasnya. (Adv-Diskominfo Kutim/AI)

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0878-8345-4028

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *