CEO Bank Sampoerna, Ali Yong: “Kolaborasi dan digitalisasi jadi langkah strategis agar UMKM terus berkembang di tengah gejolak global”.
JAKARTA, literasikaltim.com – PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) terus mempertegas perannya sebagai lembaga keuangan yang berorientasi pada penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Hingga Maret 2025, porsi pembiayaan UMKM tercatat mendominasi hingga 63 persen dari total kredit yang disalurkan, mencapai Rp7,4 triliun dari keseluruhan portofolio Rp11,9 triliun.
Langkah tersebut, selaras dengan upaya industri perbankan dalam meningkatkan akses permodalan bagi pelaku usaha kecil, di tengah tekanan ekonomi global.
Kendati kondisi ekonomi masih dipengaruhi ketidakpastian geopolitik, Bank Sampoerna tetap melanjutkan ekspansi pembiayaan secara selektif dan berkelanjutan.
CEO Bank Sampoerna, Ali Yong, menyatakan bahwa pihaknya tetap optimis dengan potensi pertumbuhan UMKM di Tanah Air.
Ia menekankan, pentingnya pemanfaatan teknologi digital, serta sinergi dengan mitra strategis, sebagai pendekatan utama dalam memperluas jangkauan layanan.
“Kami percaya bahwa kolaborasi yang kuat serta adaptasi terhadap teknologi akan mempercepat inklusi keuangan, khususnya bagi pelaku UMKM di daerah terpencil,” ujar Ali dalam pernyataan resminya ke media ini, Jum’at (23/5/2025).
Selain itu, strategi likuiditas juga terus dikelola secara efektif. Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, mengungkapkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) per akhir Maret 2025 mencapai Rp13,4 triliun, naik 4,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Sekitar seperlima dari dana tersebut, berasal dari produk tabungan dan giro,” katanya.
Dalam mendukung layanan keuangan berbasis teknologi, Bank Sampoerna juga mengembangkan model Bank as a Service (BaaS), yang meliputi layanan akun virtual, transaksi QRIS, dan sistem transfer dana antar mitra (host-to-host).
Tercatat, sepanjang kuartal pertama 2025, lebih dari 46 juta transaksi tercapai, dengan nilai transaksi mendekati Rp30 triliun—mengalami lonjakan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Peningkatan ini, menunjukkan tingginya adopsi digital dan kebutuhan masyarakat terhadap sistem pembayaran yang efisien dan aman,” ujar Henky.
Meskipun menghadapi tantangan eksternal, Bank Sampoerna berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp5,3 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Kinerja tersebut, ditopang oleh kekuatan modal dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 28,4 persen, serta pengelolaan pinjaman yang efisien melalui Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 88,4 persen.
Sebagai bentuk komitmen terhadap literasi dan inklusi keuangan, Bank Sampoerna juga kembali menghadirkan program edukatif berbasis hiburan bertajuk Sampoerna Fest.
Setelah sukses digelar di lima kota besar, yakni Surabaya, Pontianak, Semarang, Palembang, dan Samarinda, program ini akan kembali menyapa masyarakat di Makassar pada Juli dan Pekanbaru pada Oktober 2025.
Total pengunjung dari pelaksanaan sebelumnya, tercatat mencapai sekitar 30.000 orang.
Melengkapi inovasinya, Bank Sampoerna pada Mei 2025 meluncurkan layanan terbaru bertajuk Loket Bank Sampoerna, hasil kemitraan dengan jaringan ritel Alfamart dan AlfaExpress.
Layanan ini, memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi setor dan tarik tunai di lebih dari ribuan gerai di seluruh Indonesia, termasuk wilayah dengan keterbatasan akses perbankan konvensional.
“Dengan jam operasional yang panjang, bahkan hingga 24 jam, Kami berharap layanan ini dapat menjadi solusi inklusif yang memudahkan masyarakat, serta menunjang keberlangsungan usaha para pelaku UMKM,” pungkas Henky.
REDAKSI