![]()
SANGATTA, literasikaltim.com — Program seragam gratis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) tidak hanya meringankan beban biaya pendidikan orang tua siswa, tetapi juga menghidupkan aktivitas ekonomi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah.
Kebijakan tahunan ini, kembali diperkuat dengan keterlibatan UKM lokal dalam produksi seragam, terutama untuk jenis batik bermotif khas Kutai Timur.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, Mulyono, menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah dalam beberapa tahun terakhir, memang mendorong keterlibatan pengusaha lokal, agar manfaat program tidak hanya dirasakan siswa, tetapi juga memberi pengaruh langsung pada perputaran ekonomi di tingkat bawah.
Ia menyebut, sebagian besar produksi seragam batik sudah dikerjakan UKM di Kutim, karena motif batik yang digunakan merupakan identitas daerah.
“Seragam yang dibagikan terdiri atas empat set wajib, yaitu merah putih untuk SD atau putih biru untuk SMP, ditambah seragam batik, pramuka, dan olahraga, dan tahun ini Kami juga menambahkan bantuan sepatu sebagai dukungan tambahan bagi siswa,” ujar Mulyono, saat di wawancarai media ini, Selasa (11/11/2025) pagi tadi.
Ia menegaskan bahwa mekanisme penunjukan rekanan tetap berada di bidang teknis Disdikbud, karena proses pengadaan harus mengikuti peraturan kontraktual yang berlaku.
Meskipun sebagian besar seragam diproduksi oleh UKM lokal, Mulyono menyampaikan bahwa beberapa jenis, seperti seragam olahraga, masih memungkinkan digarap oleh rekanan luar daerah, bergantung pada kapasitas peralatan yang tersedia.
Menurutnya, koordinasi rutin terus dilakukan untuk menjamin bahwa kualitas seragam sesuai standar, baik dari sisi bahan, desain, maupun kenyamanan saat digunakan siswa.
Pemerintah ingin memastikan bantuan yang diberikan tidak hanya tersedia, tetapi juga layak pakai dan memenuhi standar mutu pendidikan.
Mulyono berharap, program seragam gratis terus memberikan manfaat berkelanjutan.
Dari sisi ekonomi, UKM lokal mendapatkan peluang memperluas produksi dan membuka lapangan kerja.
Sementara bagi orang tua siswa, pengeluaran sekolah dapat ditekan di awal tahun ajaran.
“Program ini bukan hanya meringankan beban orang tua, tetapi juga membantu menggerakkan ekonomi lokal,” katanya.
“Dan, semoga manfaatnya terus dirasakan masyarakat Kutai Timur,” tutupnya. (Adv-Diskominfo Kutim/AI)














