IMAIBANA Gelar Diskusi Publik Bahas Masa Depan Pariwisata Danau Toba: Mahasiswa Batak Dorong Kolaborasi Pentahelix.

DISCLAIMER: Penayangan ulang sebagian atau keseluruhan berita untuk konten akun media sosial komersil harus seizin Redaksi

JAKARTA, literasikaltim.com — Dalam upaya mendorong pembangunan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan Danau Toba, Ikatan Mahasiswa/i Batak Nasional (IMAIBANA) menggelar diskusi publik bertajuk “Menatap Masa Depan Danau Toba” di Aula Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, Kamis (13/6/2025).

Kegiatan ini dihadiri ratusan mahasiswa, akademisi, dan tokoh masyarakat Batak dari berbagai wilayah di Indonesia.

Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, di antaranya:

  • Jimmy Bernando Panjaitan, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT),
  • Lamhot Sinaga, Anggota DPR RI Komisi VII,
  • Dr. Hulman Panjaitan, Wakil Rektor UKI,
  • Trimedia Panjaitan, tokoh nasional Batak dan pendiri Lentera Sahabat Indonesia,
  • Dr. Riduan Siagian, pengurus pusat Pemuda Batak Bersatu.

Acara ini diinisiasi oleh IMAIBANA bekerja sama dengan Fakultas Hukum UKI dan Lentera Sahabat Indonesia.

Mahasiswa Batak Bicara Pariwisata: Antara Harapan dan Tantangan.

Ketua Umum IMAIBANA, Efran Sihombing, dalam sambutannya menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda, khususnya mahasiswa Batak, dalam mengawal pembangunan kawasan Danau Toba sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas Nasional.

Ia menyebut, diskusi publik ini merupakan bentuk kepedulian nyata mahasiswa terhadap tanah leluhur sekaligus bagian dari kontribusi intelektual dalam pembangunan nasional.

“Kami ingin memastikan bahwa pembangunan Danau Toba tidak hanya bersifat fisik dan infrastruktur, tapi juga menyentuh aspek budaya, sosial, pendidikan, dan keberlanjutan, dan sebagai generasi muda punya tanggung jawab moral dan intelektual untuk terlibat aktif dalam proses ini,” ujar Efran.

BPODT Sambut Kritis Mahasiswa dan Tawarkan Kolaborasi.

Menanggapi antusiasme peserta, Direktur Utama BPODT, Jimmy Bernando Panjaitan, menyampaikan bahwa Danau Toba saat ini sedang mengalami percepatan pembangunan infrastruktur pariwisata.

Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, termasuk kalangan mahasiswa.

“Kita tidak bisa membangun kawasan wisata berkelas dunia tanpa melibatkan pemuda, dan Mahasiswa adalah agen perubahan yang membawa ide-ide segar, edukasi, dan semangat kolaboratif,” jelas Jimmy.

Ia juga menjelaskan bahwa saat ini BPODT tengah mendorong investasi sektor pariwisata berbasis keberlanjutan, serta mendukung pengembangan wisata berbasis budaya Batak.

Legislator Minta Regulasi Ditinjau Ulang.

Dalam kesempatan yang sama, Lamhot Sinaga menyampaikan dukungan terhadap berbagai aspirasi yang disampaikan mahasiswa.

Ia menyoroti persoalan regulasi pengelolaan lahan di kawasan Danau Toba yang masih menjadi penghambat masuknya investor.

“DPR RI melalui Komisi VII telah menyampaikan keprihatinan soal ini kepada Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Keuangan dan Kementerian Pariwisata, dan Kita ingin regulasi yang mampu mendorong investasi, bukan menghambat,” ujarnya.

Peran Mahasiswa dalam Sinergi Pentahelix.

Diskusi publik ini juga menyoroti pentingnya pendekatan Pentahelix, yaitu kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media.

Mahasiswa, dalam hal ini, diposisikan sebagai bagian dari komunitas intelektual dan jembatan antara masyarakat dan kebijakan publik.

Trimedia Panjaitan, tokoh Batak yang juga penggagas Lentera Sahabat Indonesia, mengapresiasi semangat IMAIBANA dan mengajak semua elemen muda Batak, untuk tidak hanya menjadi penonton dalam pembangunan kampung halaman.

“Jangan sampai kita kehilangan identitas dan kearifan lokal hanya demi mengejar pertumbuhan ekonomi, dan Kita harus hadir, menyuarakan, dan ikut membentuk arah pembangunan yang sesuai nilai budaya Batak,” tegas Trimedia.

Gagasan Mahasiswa: Edukasi, Kurikulum Lokal, dan Wisata Budaya.

Dalam sesi diskusi terbuka, sejumlah mahasiswa menyampaikan gagasan konkret, seperti integrasi muatan lokal Danau Toba dalam kurikulum pendidikan, pengembangan eco-tourism, serta promosi wisata spiritual dan budaya berbasis nilai Dalihan Na Tolu.

Mereka juga menilai pentingnya pelatihan kepemudaan, literasi digital pariwisata, dan penguatan UMKM lokal.

Dr. Riduan Siagian, dari Pemuda Batak Bersatu, menyebut bahwa gagasan-gagasan mahasiswa ini, menunjukkan kedewasaan berpikir yang perlu difasilitasi lebih lanjut.

“Kami siap menjadi mitra gerakan IMAIBANA, untuk mendorong lahirnya ekosistem kepemudaan Batak yang progresif, strategis, dan berdampak,” katanya.

Penutup: Seruan Persatuan dan Aksi Nyata.

Acara ditutup dengan pernyataan sikap bersama dari IMAIBANA dan seluruh peserta diskusi.

Mereka menyerukan pentingnya persatuan mahasiswa Batak dari berbagai kampus di Indonesia, untuk bersatu dalam misi pembangunan Danau Toba yang berlandaskan budaya, keberlanjutan, dan keadilan sosial.


**Tentang IMAIBANA. **

Ikatan Mahasiswa/i Batak Nasional (IMAIBANA) merupakan organisasi mahasiswa Batak lintas kampus yang bertujuan untuk membangun solidaritas, meningkatkan kualitas intelektual, serta turut berkontribusi dalam pembangunan nasional, khususnya di kawasan Tapanuli dan Danau Toba.

Organisasi ini aktif dalam kegiatan edukasi, advokasi, dan penguatan jati diri pemuda Batak di era modern.

Penulis: Andi Isnar

Permintaan ralat, koreksi, revisi maupun hak jawab, silakan WA 0878-8345-4028

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *